Breaking News
- Kawasan Stadion Arun Menjadi Tempat Favorit Masyarakat Untuk Jogging
- Mahasiswi Teknik Sipil Unimal Capai Puncak Gunung Kerinci di Ketinggian 3.805 MDPL, Terima Pengharga
- Rapat HIMAKO Unimal Sukses Digelar, Jadi Ajang Konsolidasi dan Silaturahmi Anggota
- Kupi Khop : Cara unik minum kopi khas Jameuen Kupi Lhokseumawe
- Jameuen Kupie Hadirkan Suasana Asri Bernuansa Klasik di Bireuen
- Prestasi Rizki di Dunia Komputer
- Mie Caluk, Kuliner Tradisional yang tetap digemari Warga Lhokseumawe
- Menikmati Keindahan Senja di Pantai Ujong Blang
- Hasil Autopsi Ulang Juliana Marins Wisatawan Asal Brazil yang tewas Terjatuh di Gunung Rinjani
- Warung Bakso Favorit di Tengah Kota Sangat Ramai Pengunjung
Hasil Autopsi Ulang Juliana Marins Wisatawan Asal Brazil yang tewas Terjatuh di Gunung Rinjani
Penulis :Suryanita | Editor : M.Tamlikha Nainggolan

Keterangan Gambar : "Warga asal Brazil tewas di Gunung Rinjani"
Hasil Autopsi Ulang juliana Marins Wisatawan Asal Brazil yang jatuh di Gunung Rinjani menunjukkan hasil yang sama dengan pemeriksaan sebelumnya yang dilakukan di Indonesia.
Juliana meninggal akibat luka dalam yang serius, dan tidak ditemukan tanda-tanda hipotermia dalam tubuhnya.
Sebelumnya Juliana Marins Wisatawan Asal Brazil yang terjatuh di Gunung rinjani saat melakukan pendakian, lombok, Nusatenggara Barat, Indonesia.
Juliana marins, di laporkan tewas setelah terjatuh dari tebing setinggi 600 meter saat melakukan pendakian di Gunung rinjani.
Peristiwa tragis ini terjadi saat Juliana mendaki bersama satu orang pemandu dan lima wisatawan asing lainnya.
Menurut hasil awal penyelidikan, penyebab kematian di duga akibat benturan keras yang menyebabkan cedera parah, termasuk patah tulang ganda dan pendarahan internal.
Tim medis memperkirakan waktu kematian terjadi sekitar 20 menit setelah korban terjatuh.
Tidak ditemukan tanda-tanda korban mengalami hipotermia.
Namun, ayah korban mengatakan keraguan terhadap hasil otopsi yang dilakukan di Indonesia.
Dalam pernyataannya kepada media, ia mengungkapkan kekecewaan mendalam terhadap keselamatan dan sistem penanganan darurat yang ada di lokasi Wisatawan tersebut.
“Kematian putri saya adalah akibat kurangnya persiapan, pengabain, terhadap nyawa manusia, kelalaian, dan ketidakstabilan, dari sistem negara tersebut. Ujar manoel marins ayah sang korban.
Ia juga menyesal bahwa negara-negara yang terkenal sebagai destinasi wisata dunia seperti Indonesia justru tidak memiliki infrastruktur pendakian dan penanganan darurat yang memadai.
"Sangat disayangkan, negara yang menguntungkan kehidupan dari sektor pariwisata, tidak menyediakan sistem yang mampu melindungi para wisatawan. Ini seharusnya menjadi pelajaran besar," Tambahnya, di langsir dari kompas.com
Setelah autopsi ulang keluar dan menyatakan bahwa juliana membunuh karna luka dalam dan di perkirakan meninggal 10/15 menit setelah kejadian, dan itu menunjukkan hasil autopsinya tidak jauh berbeda dengan hasil yang dilakukan di Indonesia, sebagian warga brazil mulai berspekulasi tentang kematian juliana dan beberapa dari mereka bahkan meminta kompesesi kepada keluarga juliana.
Mereka berharap dapat memperoleh keuntungan finansial dari kasus ini.
Jenazah Juliana Marins telah berhasil pulangkan ke kampung halamannya di sao paulo, Brazil, pada 1 Juli 2025, dimana keluarga dan kerabat berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir.
Kasus ini menyita perhatian publik, tidak hanya tragedinya, tetapi juga karena sorotan terhadap keselamatan pariwisata dan destinasi alam terbuka seperti Gunung Rinjani, yang menjadi ikon wisata pertualang Indonesia.

Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments