Breaking News
- Latihan Gabungan Rappelling UKM PA UMPAL Bersama Batalyon Arhanud 5 Rudal
- para remaja latihan mini football sore hari di cunda,bangun sportivitas dalam persaudaraan
- UKM PA UMPAL Gelar Latihan SRT di Wall Climbing
- Siswa SMA Kunjungi Museum Tsunami Banda Aceh dalam Kegiatan Study Tour
- Pemuda, Islami, dan Menginspirasi Kiprah Duta Santri di Era Milenial
- Pengurus Himako Unimal Gelar Agenda Kebersamaan dan Strategi Organisasi
- Teras Banda Cafe Sebagai Ikon Kenyamanan Batoh.
- UKM Basket UNIMAL: Wadah Mahasiswa Asah Skill dan Bangun Sportivitas
- Robi Yanto Lulus Pelatihan Mediator yang Diselenggarakan Dewan Sengketa Indonesia
- Kuliner Donat Terbaik di Lhokseumawe: Moon Donuts, Sensasi Rasa yang Menggoda di Depan Masjid Islami
Cahaya di Waktu Fajar Kisah Remaja Masjid dari Lhokseumawe
Penulis :Iman Angkasa| Editor : M.Tamlikha Nainggolan

Keterangan Gambar : "Fajar Seorang Pemuda Penuh Inspiratif"
Lhokseumawe, Aceh — Namanya Fajar Siddiq, usianya baru menginjak 17 tahun. Namun semangat dan kepeduliannya terhadap masjid di lingkungan tempat tinggalnya, Masjid Baiturrahman Lhokseumawe, membuat banyak orang dewasa merasa kagum.
Setiap pagi sebelum sekolah, Fajar menyempatkan diri mampir ke masjid. Bukan sekadar menunaikan shalat Subuh berjamaah, tetapi juga membantu membersihkan halaman, merapikan sajadah, dan menyalakan kipas angin sebelum jamaah datang.
“Ayah saya dulu marbot masjid, dari beliau saya belajar untuk mencintai sama tempat ibadah,” ucap Fajar sambil tersenyum malu.
Meski usianya masih muda, Fajar dikenal sebagai penggerak kegiatan keagamaan di kalangan remaja sekitar.
Bersama teman-temannya, ia rutin mengadakan program seperti kajian sore, kelas membaca Al-Qur'an, hingga bersih-bersih masjid bersama.
Di tangan Fajar dan kawan-kawan, masjid bukan sekadar tempat beribadah, tapi juga jadi ruang berkumpul yang menyejukkan.
“Remaja sekarang butuh tempat yang bisa membuat mereka tenang. Saya ingin masjid jadi tempat itu,” ungkapnya.
Tak hanya aktif di masjid, Fajar juga termasuk siswa rajin di sekolah. Ia menyimpan cita-cita sederhana tapi berarti: ingin menjadi guru agama agar bisa menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada generasi berikutnya.
Pengurus Masjid Baiturrahman pun tak segan memberi pujian. “Anak seperti Fajar ini aset. Dia enggak pernah diminta, tapi selalu siap membantu,” kata Pak Nurdin, salah satu pengurus harian masjid.
Kisah Fajar Siddiq adalah gambaran bahwa masa muda tak harus dihabiskan dengan hal-hal yang melalaikan.
Ia menunjukkan bahwa menjadi remaja masjid bukanlah sesuatu yang ketinggalan jaman, tapi justru langkah maju untuk membangun masa depan yang lebih bermakna.

Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments